ONLINE SHOP

Senin, 08 Agustus 2011

SALMON KUAH TEPANYAKI


Yang satu ini
merupakan salah satu
restoran Jepang
legendaris di Jakarta.
Sejak puluhan tahun
silam sajian
teppanyaki-nya dikenal
sebagai yang terbaik.
Salah satunya Salmon
Kuah Teppanyaki unik
dengan kuah yang
manis-manis gurih dan
Banana Flambe sebagai
dessert. Wah, oishii
desu ne!
Nama Shima Japanese
Restaurant memang
bisa disejajarkan
dengan restoran
Jepang papan atas
lainnya di Jakarta.
Apalagi konon restoran
ini juga menyandang
julukan sebagai
restoran teppanyaki
pertama di Jakarta.
Tanpa terasa hingga
kini Shima sudah 35
tahun hadir
memuaskan selera
pencinta teppanyaki di
Jakarta.
Rasa penasaran dengan
restoran legendaris ini
membuat saya
memutuskan untuk
bertandang ke Shima.
O ya, karena tempat ini
selalu penuh sebaiknya
memang melakukan
reservasi terlebih
dahulu agar
mendapatkan tempat.
Tepat seperti bayangan
saya restoran ini tampil
klasik sederhana
dengan sentuhan kayu.
Memberi aksen
nyaman seperti
layaknya di rumah
sendiri.
Selain sushi bar, di
restoran ini
pengunjung duduk
mengelilingi meja
pembuat teppanyaki.
Background-nya
berupa jejeran bambu-
bambu dan tanaman
sehingga memberikan
kesan fresh. Untuk
teman menikmati
teppanyaki ini terpaksa
saya menolak segelas
fresh juice yang
ditawarkan sang
pelayan, agar perut
tidak kekenyangan.
Sebagai gantinya saya
memesan segelas ocha
dingin yang bisa di refill
ulang.
Setelah duduk pelayan
memasangkan celemek
khusus agar baju tetap
bersih saat menyantap
hidangan. Pelengkap
hidangan ini di
hadapan tersaji dua
buah mangkok kecil
yang berisi teppanyaki
sauce dan ponzu sauce.
Seporsi mungil salad
segar disajikan sambil
menunggu sajian
pertama dipersiapkan.
Salad ini terdiri dari
lettuce, kol merah,
wortel dan lobak yang
diserut halus yang
diberi saus salad khas
Jepang bertabur wijen.
Rasanya krenyes dan
menyegarkan, sungguh
merangsang nafsu
makan.
Sambil menikmati
hidangan pembuka,
saya asyik mengamati
sang chef yang sudah
berada di balik meja
tempat memasak. Dua
buah tofu, konyaku
jelly, konoki mori
(aneka jamur), bawang
bombay dan brokoli
tampak sedang di-
grilled. Untuk tofu ini
menurut chef dibuat
homemade sehingga
dibentuk seperti bunga.
Rasanya super lembut
dan gurih enak karena
dipanggang dengan
butter. Begitu pula
konyaku jelly yang
diberi miso sauce
bertabur wijen.
Sedangkan sayuran
memberi efek krenyes
yang enak.
Yang menarik sang chef
memasak irisan salmon
dengan menggunakan
alumunium yang dibuat
seperti mangkok dan
diberi kuah semacam
shoyu yang dicampur
kaldu dari tulang ikan
salmon. Kemudian
diatasnya ditaburi daun
bawang segar. Rupanya
Salmon Kuah
Teppanyaki inilah yang
jadi signature dish di
Shima dan tak dapat
ditemui di restoran
teppanyaki lainnya.
Wah, ikan salmonnya
terasa segar dengan
kuah kecoklatan yang
manis-manis gurih.
Benar-benar unik dan
oishii ne!
Dari Salmon Kuah
Teppanyaki hidangan
beralih ke Prawn
Teppanyaki dan Beef
Teppanyaki. Suara Tek
tok tek tok... spatula
besi yang beradu di
atas panggangan dan
suara desis hidangan
yang dimasak menjadi
musik pengiring yang
khas. Belum lagi
aromanya yang harum
sungguh menggelitik
sehingga saya tak sabar
menanti hidangan
selanjutnya.
Lagi-lagi sajian
berikutnya sungguh tak
mengecewakan.
Udangnya terasa segar
dengan sensasi manis
dan tekstur yang
lembut kenyal.
Sedangkan beef
teppanyaki pesanan
saya dipotong-potong
seperti dadu dan
dimasak dengan tingkat
kematangan medium
well. Terdengar bunyi
daging yang mendesis-
desis menebarkan
aroma harum yang
mengundang selera.
Dagingnya menurut
sang chef memakai
daging sapi import
Australia. Selain itu
Shima juga
menyediakan wagyu
sebagai pilihan lainnya.
Setelah menaruh irisan
daging yang telah
matang di piring
ternyata hidangan ini
belum selesai. Dengan
cekatan spatula beradu
mencacah dengan
lincah bawang putih
yang dipanggang
dengan sedikit butter.
Setelah tampak sedikit
gosong, bawang putih
diangkat dan
ditaburkan di atas beef
teppanyaki. Hmm
yummy... dagingnya
empuk dengan terasa
juicy saat dikunyah
apalagi saat dicelupkan
ke ponzu sauce. Yang
satu ini memang beef
teppanyaki terbaik yang
pernah saya rasakan.
Sayang perut yang
kekenyangan membuat
saya terpaksa harus
berhenti pada hidangan
ketiga ini. Pasalnya
saya juga ingin
mencicipi dessert
Banana Flambe milik
Shima yang terkenal
itu. Diluar dugaan
penyajian Banana
Flambe ini memakai
sedikit atraksi yang
memukau. Dimana
pisang dipanggang dan
diberi cinnamon dan es
krim vanilla sebagai
topping-nya. Kemudian
sang chef melakukan
atraksi teknik flambe
(membakar) di atas
meja teppanyaki.
Wah... ternyata meski
dibakar es krim
tersebut tidak mencair.
Banana Flambe yang
terdiri dari pisang dan
es krim serasa meleleh
di dalam mulut dengan
sensasi manis dan
citarasa khas dari
cinnamon. Tak heran
kalau dessert ini
memang selalu dinanti-
nanti pengunjung saat
bersantap di Shima.
Shima Japanese
Restaurant
Hotel Aryaduta
Jakarta (Tugu Tani),
Lobby Level
Jl. Prapatan No.
44-48, Jakarta
Telp: 021-23521234
Jam Buka: 11.30 –
14.30 (lunch) &
18.30 – 22.00
(dinner)
Teppanyaki Set: Rp
400.000,00 ++ - Rp
775.000,00++


NEXT : NASI UDUK SENTUHAN CHINESE Dimana? baca lagi minggu depan


Just Relax

Murid SD dengan Gurunya

Anto yang duduk dibangku SD ditanya Bu Fanny, Gurunya

Bu Fanny : Anto, ada 5 bebek yang lagi mencari makan disawah. Kalo ditembak pemburu,

kena satu yang tinggal berapa ?

Setelah berpikir sejenak, si Anto menjawab “Ga ada sisanya bu ”

Bu Fanny bertanya “kenapa ga ada sisanya ?”

Si Anto menjawab” yang lain terbang semua karena kaget”

Bu Fanny tersenyum bijak dan berkata “yah, sebetulnya bukan itu jawabannya. tapi saya suka cara

berpikir kamu ”

Si Anto tidak mau kalah ” boleh saya yang tanya bu guru ?”

Bu Fanny ” boleh”

Si Anto ” ada tiga wanita makan eskrim, satu makanya dikunyah2, yang satu digigit2 dan yg terakhir dijilat2. pertanyaannya wanita mana yang sudah menikah ?”

Tanpa berpikir panjang Bu Fanny menjawab ” sudah pasti yang menjilat2 eskrimnya”

Si Anto senyum2 dan berkata ” sebetulnya yang sudah menikah yang menggunakan cincin kawin bu……. tapi saya suka cara berpikir ibu “




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KoMeNTaRnyA doNG