ONLINE SHOP

Selasa, 25 Oktober 2011

Gurih Pedas Lenggang dan Tekwan Sisingamangaraja



Bagi warga Pekanbaru yang ingin mencoba pempek asli Palembang, tempat makan yang satu ini wajib dikunjungi. Letaknya yang berada di jantung kota membuatnya mudah dijangkau. Selain pempek, ada lenggang dengan rasa yang khas dan siraman cuko atau tekwan yang kuahnya gurih enak.

Mencari jajanan sore di Pekanbaru cukup bervarisi namun juga terkadang bingung untuk memilih satu pilihan diantaranya. Akhirnya saya tertarik juga untuk mencoba pempek yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja yaitu deretan Hotel Resty Menara. Awalnya tempat jajanan khas Palembang ini adalah rekomendasi dari salah seorang sahabat saya.

Suasana disini cukup nyaman dan strategis karena berada di jantung kota Pekanbaru, yakni di Jalan Sisingamangaraja. Jadi kalau sedang jogging atau lari-lari kecil di Mesjid Agung Annur, bisa mampir karena lokasinya tidak jauh dari Mesjid tersebut. Cukup banyak orang yang singgah di tempat jajanan ini karena yang menjual memang orang Palembang asli. Gak heran kalau banyak yang penasaran untuk datang mencicipinya.

Seperti biasa sore itu, banyak orang-orang kantoran ataupun mahasiswa yang berkunjung datang ke tempat ini. Saat itu saya mencoba untuk memesan tekwan yang merupakan salah satu makanan khas Palembang. Kuah kaldunya bening gurih dengan isian bakso ikan, jamur dan tahu serta soun. Hmm... kuahnya yang hangat juga bisa bikin anget perut.

Kemudian ada lenggang yang sekilas lenggang mirip dengan martabak kubang karena berbentuk segi empat dan berkuah. Lenggang ini terbuat dari telur yang dikocok dengan irisan pempek hingga mirip dadar. Rasanya cukup unik buat saya karena diberi kuah cuko yang gurih pedas hingga mengugah selera. Di atasnya juga diberi irisan timun dan juga taburan ebi.

Selain tekwan dan lenggang yang bisa dicoba, sebenarnya masih banyak makanan khas Palembang lainnya seperti lenjer, pempek kulit, kapal selam, pempek isi telur, juga mie celor dan lain sebagainya. Sekedar informasi ternyata ada perbedaan antara pempek isi telur dan kapal selam. Meski keduanya memang berisikan telur, namun kapal selam berukuran jumbo sedangkan isian telur berukuran kecil. Selain pempek juga ada loh beragam kemplang atau kerupuk khas Palembang yang terbuat dari ikan belida ataupun ikan tenggiri.

Selain makanan, belum lengkap rasanya kalau tidak berbicara soal minuman. Nah, di sini kalau makan pempek ada minuman yang khas yakni es campur. Sayang, karena porsi pempek yang cukup besar maka saya tidak jadi memesan es campur. Selain es ada juga minuman lainnya seperti aneka jus dan lain sebagainya.

Untuk harga pempek ini cukup murah yaitu sekitar Rp 12.000/porsi. Mungkin setara dengan harga di tempat lain namun kalau warga Pekanbaru ingin mencoba sensasi makanan dari Palembang asli silahkan saja datang ke tempat ini. Kalau bisa sih datangnya sebelum jam 5, soalnya kalau sudah jam 5 ke atas biasanya tidak dapat tempat duduk dan cuma bisa dibungkus saja.


Pempek Palembang
Jalan Sisingamangaraja
(deretan hotel Resty Menara)
Pekanbaru

Senin, 17 Oktober 2011

Menu Serba Komplet di Dapur Selera

Resto yang satu ini bakal cocok di lidah para penyuka hidangan nusantara. Porsinya cukup besar dan komplet, ada Nasi Cobek Ayam Komplet atau Cobek Iga Goreng Komplet yang dilengkapi pepes tahu, balado terong, kering tempe, oseng kacang panjang, dan sambal bawang. Gimana, komplet kan?

Berbuka puasa di Dapur Selera saat ramadan lalu, benar-benar menggugah selera. Karena rencana berbuka puasa mendadak, akhirnya saya dan seorang sahabat memilih lokasi Plaza Semanggi yang lumayan strategis. Apalagi di mall tersebut cukup banyak pilihan kuliner yang bisa kami coba, plus lokasi kantor saya memang di sebelah Plaza Semanggi.

Saking seringnya ke sana hampir semua restoran pernah saya coba. Tapi ada satu restoran yang belum pernah saya coba, namanya Dapur Selera. Restoran tersebut terletak di Lantai GF Plaza Semanggi. Begitu masuk, wuiih... ternyata resto ini sudah hampir penuh beruntung kami masih mendapatkan tempat. Telat sedikit, bisa-bisa waiting list.

Kesan pertama saya saat melihat resto ini, sangat cozy dan interiornya pun mengingatkan saya pada dapur ala kampung. Sayangnya, lighting-nya terlalu temaram. Dindingnya dihiasai berbagai kerajinan tangan tradisional dan artwork dengan gambar bermacam-macam bumbu ala Nusantara serta perabotan dapur zaman dulu yang unik.

Untuk makananya sesuai dengan namanya, restoran ini mengusung berbagai santapan ala Nusantara yang pasti langsung cocok dengan lidah orang Indonesia. Saya memesan nasi cobek ayam goreng komplit. Dan ini benar-benar komplit loh! Isinya antara lain, nasi, ayam goreng yang ukurannya cukup besar, pepes tahu atau jamur, balado terong, kering tempe, oseng kacang panjang, dan sambal bawang yang diletakkan di dasar nasi pulen panas. Betul kan komplet?

Soal rasa, saya berani kasih dua jempol. Semua bahan dan bumbu terasa benar di lidah, apalagi saya memang sedikit cerewet kalau soal rasa. Apalagi balado terongnya, pedasnya mantap. Harganya pun cukup rasional, yaitu Rp 34.000,00. Sementara sahabat saya memesan nasi cobek iga goreng komplit. Isinya sama seperti yang saya pesan, bedanya hanya lauknya, yaitu iga goreng yang sangat empuk dan gurih. Porsinya juga cukup nendang di perut.

Tak kalah nendang, aneka minumannya pun sangat bervariasi. Ada sajian aneka es yang menggugah selera dan langsung bikin tenggorkan kita segar. Saya memesan es munas. Ini termasuk menu yang diandalkan. Menu ini berisi campuran perasan air jeruk nipis, serutan mentimun, dan potongan nanas yang disajikan di atas es serut. Sungguh fresh dan nikmat.

Ada juga cincau hitam susu, es campur, dan bir pletok. Saya sangat puas bisa bersantap di tempat ini. Harganya juga cukup bersahabat di kantong dan pilihan menunya juga variatif. Mulai dari Rp 5000,00 hingga Rp 36.000,00. Setelah makan di sana, saya jadi berpikir untuk merekomendasikan kepada teman-teman kantor. Yang suka hidangan nusantara yuk dicoba!

Dapur Selera
Plaza Semanggi Mall, GF Floor

Pekerjaan suaminya

Seorang ibu muda sedang mengadu pada temannya,
“aku terpaksa minta cerai dari suamiku.”
“kenapa ?” tanya temannya.
“habis, hampir setiap malam kerjanya keluar masuk rumah bordil.” jawab
si ibu muda.
“oh, jadi suamimu itu laki-laki hidung belang, toh ?” tanya temannya lagi.
“bukan begitu, dia ke sana mencari aku !” jawab si ibu muda.

Senin, 10 Oktober 2011

Sarong: Fine Dining Asia di Kerobokan Bali



Jakarta - Sejak beberapa tahun terakhir ini, kawasan Kerobokan di Bali menjadi "sarang" bagi berbagai restoran papan atas. Bila semula hanya ada La Lucciola, Ku De Ta, dan Warisan yang menjadi trio di wilayah ini, sekarang jumlahnya sudah lebih dari selusin. La Lucciola dan Ku De Ta tetap bertahan. Warisan telah “pecah” menjadi Metis – tetapi kemudian Warisan muncul kembali di tempatnya yang lama. Kemudian muncul Sarong, The Living Room, Biku, Sardine, Degan, dan banyak lagi.

Sarong yang hadir sejak dua tahun yang lalu kini telah semakin kuat mencengkeram pasar. Sekalipun Bali dikenal sangat longgar dalam etika berpakaian, Sarong tetap melarang tamu mengenakan celana pendek dan sandal jepit. Interior-nya terkesan chic dan mewah, dengan sentuhan khas Bali. Â

Melihat buku menu-nya, segera tampak jelas bahwa Sarong menyajikan berbagai masakan pilihan dari Asia – Indonesia, Thai, Filipina, Cina, Vietnam, India, dan Jepang.

Minuman yang dipesan datang bersama complimentary kripik tempe dan mint chutney. Sajian awal yang unik. Kripik tempe yang sangat Jawa, dan mint chutney yang khas India. Ternyata cocok juga.

Starters-nya (Rp 65-75 ribu) menampilkan beberapa pilihan: perkedel wagyu, peking duck rolls, atau naan stuffed with lamb and yoghurt. Karena saya tidak memesan starter, ternyata saya malah mendapat kiriman dari chef berupa panfried scallop dan miang kham. Bukan saja karena gratis, tetapi saya juga gembira menerima complimentary ini karena sudah cukup lama tidak mencicipi miang kham. Miang kham adalah appetizer khas Thailand, terdiri atas berbagai jenis savouries kering – kacang sangrai, ebi, teri, srundeng, dan sambal asam – yang dibungkus dengan sejenis daun sirih.

Main course yang saya pesan adalah kari merah bebek khas Thailand. Saya sengaja tidak memesan nasi, melainkan garlic naan untuk menyantap kari merah ini. Seperti Anda ketahui, masakan Thai mengenal dua jenis kari, yaitu: kari merah dan kari hijau. Kari bebek-nya mak nyuss! Selain bebek, isinya adalah rebung muda, cherry tomato, kelengkeng, dan jagung muda. Rasa daun jeruk dan Thai basil membuat santan yang mlekoh merah ini terasa segar. Sesekali ditingkah rasa manis dari kelengkeng dan cherry tomato.

Pilihan main course-nya cukup beragam, dengan harga antara Rp 88-159 ribu. Ada berbagai macam kari India, crispy pork hock (khas Filipina), grilled lamb shank, bebek panggang, ikan bakar, dan lain-lain. Pilihan yang lebih ringan (Rp 98-105 ribu) mencakup: grilled beef salad (Thai), tuna tartar (fusion Jepang), babi guling dan lawar pakis, crispy salmon, dan lain-lain.

Segeralah singgah ke Sarong, sebelum semua orang berkisah tentang pengalaman makan yang mengagumkan di sana sambil berkomentar: die die must try.

Tetapi, sebelum Anda terburu-buru berangkat ke tempat ini, mohon dicatat bahwa Sarong hanya buka untuk makan malam. Tepatnya mulai pukul 18.30. Jadi? Santai saja dulu. Mandi, kenakan pakaian terbaik, dan berangkat. Jangan lupa, Sarong adalah a place to see and to be seen. Pastikan juga bahwa Anda sudah memesan tempat terlebih dulu. Hingga kini, setiap malam Sarong hampir selalu fully booked.


Sarong
Jl. Petitenget 19X
Kerobokan, Bali
0361 737809
www.sarongbali.com


JUST JOKE :

Manjat Kelapa

Di suatu kampung hiduplah seorang ibu dan anak gadisnya, pada suatu hari ibu sang gadis ingin masak santan, tapi karena dia sudah tidak bersuami alias janda maka dia minta tolong anak gadisnya yang bernama Futky untuk memanjat kelapa.
“ky….ky….”panggil sang emak
“ya….ya… ” sahut sang putri
“tolong panjatkan mak kelapa, ky” kata emaknya lagi
“baik mak…” kata Futky
Maka pergilah si Futky memanjat kelapa didepan rumahnya yang kebetulan dekat dengan jalan. Waktu sedang manjat, banyak pemuda-pemuda dikampung tersebut yang mondar-mandir lewat bawah pohon kelapa tersebut. Futky pun jadi heran, mengapa kok pemuda-pemuda itu mondar-mandir dibawah pohon kelapa tersebut. Setelah selesai memanjat, Futky bertanya pada emaknya
“Mak..mak waktu futky memanjat kelapa kok banyak pemuda-pemuda yang lewat terus sih, mak?”
“Ohhhh pemuda-pemuda itu ingin lihat celana kamu.” jawab emaknya
“Syukur deh ma tadi waktu manjat Futky nggak pakai celana”