ONLINE SHOP

Senin, 22 Agustus 2011

Nasi Uduk Sentuhan Chinese



Nasi
uduk unggulan warga
Jakarta, salah satunya
justru adalah penjaja
legendaris yang sudah
puluhan tahun
“bercokol” di kawasan
Glodok. Siapa yang
tidak kenal dengan nasi
uduk Koseng di
emperan Jalan Gajah
Mada yang baru buka
sore hari itu? Usaha
Koseng, atau Koh Seng,
sekarang diteruskan
oleh saudara-
saudaranya. Bahkan
sudah buka cabang di
kawasan Puncak dan
Kota Wisata Cibubur.
Nasi uduk Koseng
sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan gagrak
nasi uduk Kebun
Kacang umumnya.
Nasinya ngepyar,
semua bulirnya
terpisah karena
dimasak dengan
santan, dan sangat
gurih. Sambalnya
paling sedikit dua
macam, yaitu sambal
cabe-bawang dan
sambal kacang. Nasi
uduk juga berciri
harum, sehingga
sensasi yang dirasakan
penikmatnya sungguh
pol. Harum aromanya,
legit gurih citarasanya.
Tetapi di Koseng ada
lauk khusus yang tidak
dijumpai di tempat lain,
yaitu semur urat. Urat
sapi dimasak semur
kental yang sungguh
empuk kenyil-kenyil
inilah yang selalu dicari
orang bila jauh-jauh
mencari Koseng.
Seporsi semur urat ini
dibandrol Rp 18 ribu.
Masakan Koseng berciri
khas: yaitu aromanya
istimewa. Semur urat
ini juga menguarkan
aroma pekak yang
harum. Bumbunya
komplet, sehingga
kelezatannya sangat
cocok dengan nasi
uduknya yang gurih.
Mak nyuss!
Nasi uduk Koseng (Rp 5
ribu) ini juga banyak
dipesan bungkus oleh
penggemarnya.
Biasanya, bila
dibungkus, lauk yang
dipesan adalah lauk
kering, seperti: ayam
goreng, tahu/tempe
goreng, usus ayam
goreng, dan lain-lain.
Tetapi, bila makan di
tempat, hampir tidak
ada yang melewatkan
semur urat juara itu.
Lauk basah lain yang
merupakan andalan
Koseng adalah pindang
bandeng khas Betawi.
Pindang dengan kuah
kecap manis (Rp 15
ribu) ini memang masih
cukup sering dijumpai
di pedagang nasi uduk
khas Betawi lainnya.
Lagi-lagi, punya Koseng
hadir lebih istimewa
dengan tendangan
aroma yang cantik.
Bila Anda meng-klaim
diri sebagai penggemar
nasi uduk, belum
lengkap atribut Anda
bila belum nongkrong
mencicipi nasi uduk.
Nasi Uduk Koseng
Jl. Gajah Mada 215
Jakarta Pusat
0818652125


NEXT :

Ngemil Crostini PlusDip Trio di RumahPohon



Senin, 08 Agustus 2011

SALMON KUAH TEPANYAKI


Yang satu ini
merupakan salah satu
restoran Jepang
legendaris di Jakarta.
Sejak puluhan tahun
silam sajian
teppanyaki-nya dikenal
sebagai yang terbaik.
Salah satunya Salmon
Kuah Teppanyaki unik
dengan kuah yang
manis-manis gurih dan
Banana Flambe sebagai
dessert. Wah, oishii
desu ne!
Nama Shima Japanese
Restaurant memang
bisa disejajarkan
dengan restoran
Jepang papan atas
lainnya di Jakarta.
Apalagi konon restoran
ini juga menyandang
julukan sebagai
restoran teppanyaki
pertama di Jakarta.
Tanpa terasa hingga
kini Shima sudah 35
tahun hadir
memuaskan selera
pencinta teppanyaki di
Jakarta.
Rasa penasaran dengan
restoran legendaris ini
membuat saya
memutuskan untuk
bertandang ke Shima.
O ya, karena tempat ini
selalu penuh sebaiknya
memang melakukan
reservasi terlebih
dahulu agar
mendapatkan tempat.
Tepat seperti bayangan
saya restoran ini tampil
klasik sederhana
dengan sentuhan kayu.
Memberi aksen
nyaman seperti
layaknya di rumah
sendiri.
Selain sushi bar, di
restoran ini
pengunjung duduk
mengelilingi meja
pembuat teppanyaki.
Background-nya
berupa jejeran bambu-
bambu dan tanaman
sehingga memberikan
kesan fresh. Untuk
teman menikmati
teppanyaki ini terpaksa
saya menolak segelas
fresh juice yang
ditawarkan sang
pelayan, agar perut
tidak kekenyangan.
Sebagai gantinya saya
memesan segelas ocha
dingin yang bisa di refill
ulang.
Setelah duduk pelayan
memasangkan celemek
khusus agar baju tetap
bersih saat menyantap
hidangan. Pelengkap
hidangan ini di
hadapan tersaji dua
buah mangkok kecil
yang berisi teppanyaki
sauce dan ponzu sauce.
Seporsi mungil salad
segar disajikan sambil
menunggu sajian
pertama dipersiapkan.
Salad ini terdiri dari
lettuce, kol merah,
wortel dan lobak yang
diserut halus yang
diberi saus salad khas
Jepang bertabur wijen.
Rasanya krenyes dan
menyegarkan, sungguh
merangsang nafsu
makan.
Sambil menikmati
hidangan pembuka,
saya asyik mengamati
sang chef yang sudah
berada di balik meja
tempat memasak. Dua
buah tofu, konyaku
jelly, konoki mori
(aneka jamur), bawang
bombay dan brokoli
tampak sedang di-
grilled. Untuk tofu ini
menurut chef dibuat
homemade sehingga
dibentuk seperti bunga.
Rasanya super lembut
dan gurih enak karena
dipanggang dengan
butter. Begitu pula
konyaku jelly yang
diberi miso sauce
bertabur wijen.
Sedangkan sayuran
memberi efek krenyes
yang enak.
Yang menarik sang chef
memasak irisan salmon
dengan menggunakan
alumunium yang dibuat
seperti mangkok dan
diberi kuah semacam
shoyu yang dicampur
kaldu dari tulang ikan
salmon. Kemudian
diatasnya ditaburi daun
bawang segar. Rupanya
Salmon Kuah
Teppanyaki inilah yang
jadi signature dish di
Shima dan tak dapat
ditemui di restoran
teppanyaki lainnya.
Wah, ikan salmonnya
terasa segar dengan
kuah kecoklatan yang
manis-manis gurih.
Benar-benar unik dan
oishii ne!
Dari Salmon Kuah
Teppanyaki hidangan
beralih ke Prawn
Teppanyaki dan Beef
Teppanyaki. Suara Tek
tok tek tok... spatula
besi yang beradu di
atas panggangan dan
suara desis hidangan
yang dimasak menjadi
musik pengiring yang
khas. Belum lagi
aromanya yang harum
sungguh menggelitik
sehingga saya tak sabar
menanti hidangan
selanjutnya.
Lagi-lagi sajian
berikutnya sungguh tak
mengecewakan.
Udangnya terasa segar
dengan sensasi manis
dan tekstur yang
lembut kenyal.
Sedangkan beef
teppanyaki pesanan
saya dipotong-potong
seperti dadu dan
dimasak dengan tingkat
kematangan medium
well. Terdengar bunyi
daging yang mendesis-
desis menebarkan
aroma harum yang
mengundang selera.
Dagingnya menurut
sang chef memakai
daging sapi import
Australia. Selain itu
Shima juga
menyediakan wagyu
sebagai pilihan lainnya.
Setelah menaruh irisan
daging yang telah
matang di piring
ternyata hidangan ini
belum selesai. Dengan
cekatan spatula beradu
mencacah dengan
lincah bawang putih
yang dipanggang
dengan sedikit butter.
Setelah tampak sedikit
gosong, bawang putih
diangkat dan
ditaburkan di atas beef
teppanyaki. Hmm
yummy... dagingnya
empuk dengan terasa
juicy saat dikunyah
apalagi saat dicelupkan
ke ponzu sauce. Yang
satu ini memang beef
teppanyaki terbaik yang
pernah saya rasakan.
Sayang perut yang
kekenyangan membuat
saya terpaksa harus
berhenti pada hidangan
ketiga ini. Pasalnya
saya juga ingin
mencicipi dessert
Banana Flambe milik
Shima yang terkenal
itu. Diluar dugaan
penyajian Banana
Flambe ini memakai
sedikit atraksi yang
memukau. Dimana
pisang dipanggang dan
diberi cinnamon dan es
krim vanilla sebagai
topping-nya. Kemudian
sang chef melakukan
atraksi teknik flambe
(membakar) di atas
meja teppanyaki.
Wah... ternyata meski
dibakar es krim
tersebut tidak mencair.
Banana Flambe yang
terdiri dari pisang dan
es krim serasa meleleh
di dalam mulut dengan
sensasi manis dan
citarasa khas dari
cinnamon. Tak heran
kalau dessert ini
memang selalu dinanti-
nanti pengunjung saat
bersantap di Shima.
Shima Japanese
Restaurant
Hotel Aryaduta
Jakarta (Tugu Tani),
Lobby Level
Jl. Prapatan No.
44-48, Jakarta
Telp: 021-23521234
Jam Buka: 11.30 –
14.30 (lunch) &
18.30 – 22.00
(dinner)
Teppanyaki Set: Rp
400.000,00 ++ - Rp
775.000,00++


NEXT : NASI UDUK SENTUHAN CHINESE Dimana? baca lagi minggu depan


Just Relax

Murid SD dengan Gurunya

Anto yang duduk dibangku SD ditanya Bu Fanny, Gurunya

Bu Fanny : Anto, ada 5 bebek yang lagi mencari makan disawah. Kalo ditembak pemburu,

kena satu yang tinggal berapa ?

Setelah berpikir sejenak, si Anto menjawab “Ga ada sisanya bu ”

Bu Fanny bertanya “kenapa ga ada sisanya ?”

Si Anto menjawab” yang lain terbang semua karena kaget”

Bu Fanny tersenyum bijak dan berkata “yah, sebetulnya bukan itu jawabannya. tapi saya suka cara

berpikir kamu ”

Si Anto tidak mau kalah ” boleh saya yang tanya bu guru ?”

Bu Fanny ” boleh”

Si Anto ” ada tiga wanita makan eskrim, satu makanya dikunyah2, yang satu digigit2 dan yg terakhir dijilat2. pertanyaannya wanita mana yang sudah menikah ?”

Tanpa berpikir panjang Bu Fanny menjawab ” sudah pasti yang menjilat2 eskrimnya”

Si Anto senyum2 dan berkata ” sebetulnya yang sudah menikah yang menggunakan cincin kawin bu……. tapi saya suka cara berpikir ibu “




Rabu, 03 Agustus 2011

SEAFOOD SEGAR DI FUNGTAU CITY VIETNAM



Vietnam,
Jejeran seafood segar
yang langsung diolah
ketika memesan
memang yang
diandalkan tempat ini.
Ingin menu ikan di
steamed, dimasak
dengan mentega dan
cincangan bawang
putih pilih saja sesuai
selera. Pokoknya
dijamin enak dan
mantap!
Mencicipi berbagai
macam seafood di
berbagai tempat yang
saya kunjungi seperti
menjadi agenda wajib.
Tak terkecuali ketika
saya berkunjung ke
Vung Tau City, Vietnam.
Vietnam idak hanya
terkenal dengan
hidangan yang
didominasi sayuran
segar, seafood yang
ada di Vietnam ini bisa
diacungi jempol
kualitasnya. Saat saya
berkunjung ke Vung
Tau City-tiga jam dari
Ho Chi Minh City-saya
diajak mampir ke Ganh
Hao Restaurant yang
cukup populer di sana.
Dari luar resto ini
tampak sederhana.
Tapi di bagian belakang
ternyata Ganh Hao
resto menghadap ke
laut dengan bangku-
bangku kayu yang
berjajar rapi. Bangunan
utama resto sudah
dipadati pengunjung, di
open air area pun
demikian. Untung
dibagian lain resto ada
pengunjung yang baru
saja menyelesaikan
santap siang mereka.
Seorang pelayan wanita
dengan sigap langsung
menyuguhkan saya
segelas teh hijau dingin
dalam gelas besar
sambil memberikan
buku menu.
Seperti kebanyakan
buku menu yang saya
jumpai di tiap reesto
selalu saja tidak ada
tulisan dalam bahasa
Inggris. Kendala bahasa
pun kembali saya
temui. Beberapa menu
yang saya pesan
lantaran ngiler melihat
menu meja sebelah
yang menggiurkan.
Seperti Tom Su Chay
Bot Toi alias udang
yang dimasak dengan
bawang putih dan
butter. Hap Bia Toi
Nuoc Dua, cumi yang di
dimasak dalam claypot.
Morning Glory adalah
sayuran yang saya
pesan sebagai teman
makan.
Semangkuk kacang
goreng disuguhkan
untuk teman
menunggu selama
hidangan disiapkan.
Pemandangan ke laut
lepas dan udara yang
semilir tidak membuat
waktu menunggu jadi
bosan. Suasana resto
siang itu cukup padat,
bahkan banyak
pengunjung yang rela
antri untuk bisa makan
di tempat ini. Menurut
penuturan teman saya,
resto ini adalah satu
diantara seafood resto
yang paling populer di
Vung Tau City. Hmm..
tak heran kalau
pengunjung yang
datang sampai rela
antri!
Tom Su Chay Bot Toi
datang pertama. Aroma
harum bawang putih
yang ditumis
bercampur dengan
wangi butter menguar
menggeiltik untuk
segera dicicipi. Sepiring
penuh berisi udang
berukuran sedang yang
segar berbalut
cincangan kasar
bawang putih tampak
sederhana tapi
membuat lidah ini tak
berhenti bergoyang.
Udangnya krenyes
segar, rasanya gurih
dan sedap! Bahkan
meski saya hanya
menyantap bawang
putih cincang dengan
nasi putih hangat saja
sudah nimat.
Hap Bia Toi Nuoc Dua,
disajikan dalam sebuah
claypot berwarna
hitam. Uap panas yang
menyembul ketika
tutup claypot dibuka
tak kalah lezat dengan
udang sebelumnya.
Potongan daun bawang
segar dan irisan halus
cabai rawit merah jadi
topping yang cantik.
Kuahnya berwarna
sedikit kecokelatan.
Rasanya gurih-gurih
enak, potongan daging
cumi berwarna putih
terlihat kenyal-kenyal
enak.
Benar saja, daging cumi
kenyal enak tidak sulit
untuk dikunyah.
Pertanda cumi yang
digunakan adalah cumi
segar yang langsung
diolah. Tanpa butuh
waktu lama,
semangkuk cumi pun
langsung licin tandas
tak bersisa. Lezat!
Morning Glory yang
dimaksud tak lain dan
tak bukan adalah tumis
kangkung dengan
bawang putih yang
dicincang kasar.
Bahkan terlihat bawang
putih utuh yang
menyembul diantara
sayuran.
Hmmm..hidangan yang
terbilang sehat nih!
Sayuran ini ditumis
tidak terlalu lama,
warnanya masih hijau
dan rasanya masih
krenyes-krenyes tidak
lonyot!
Kalau diperhatikan,
semua hidangan yang
disajikan dimasak
dengan gaya Prancis
yang klasik. Hal ini
wajar dilakukan karena
negara ini merupakan
salah satu negara
jajahan Prancis,
sehingga metode
memasak pun cukup
mendapat pengaruh
yang kental.
Wah, hidangan yang
istimewa untuk makan
siang kali ini. Harga
yang dibandrol untuk
tiap hidanganpun
cukup murah, mulai
dari VND
45.000-250.000 atau
sekitar Rp 18.750- Rp
104.000. Sedangkan
untuk seafoodnya
harganya disesuaikan
dengan harga pasar.
Hmmm..tidak hanya
hidangan yang lezat
saya rasakan, harganya
yang cukup ramah
dikantong ini memang
tepat untuk dijadikan
wisata kuliner yang
menarik untuk dicoba!
Ganh Hao
Restaurant
03 Tran Plui-P.5
Vung Tau City
Vietnam